CUMBU RAYU CINTA PARA ULAMA

Author: AzNa /

CUMBU RAYU CINTA PARA ULAMA

Auza’i Mahfudz Asirun 


Para ulama yang notabennya adalah manusia biasa, pun, sewajarnya mereka jatuh cinta terhadap lawan jenisnya, dan cara menumpahkan rasa cinta itu bermacam cara, diantaranya adalah dengan cara membuat puisi cinta dan syair cumbu rayu.
Setelah banyaknya tersebar di kalangan penggemar syair cinta, kitab yang berjudul “gazlul fuqoha” yang artinya cumburayu para ahli fiqih, dan banyak lagi yang lainnya kitab yang menceritakan tentang rayuan para ulama terhadap lawan jenisnya, dari sana penulis akan berusaha memaparkan sikap para ulama fiqih tentang syair rayuan atau puisi cinta yang sekarang marak baik dikalangan awam ataupun para masyarakat akademis, apa sih hukum syair cinta yang sering di buat para grup band kita di indonesia ?
Syair cinta itu terbagi menjadi beberapa macam :
1. Syair rayuan kepada pasangan hidup kita seperti istri atau suami, tak ada perbedaan ulama mengenai hukum merayu dengan puisi terhadap istri kita yang memiliki hubungan yang sah, bahkan disunnahkan demi melancarkan dan menambah kemesraan di rumah tangga kita, akantetapi jangan menghabiskan waktu kita hanya untuk itu saja, karena dalam hadis Bukhori Muslim dijelaskan, Rasulullah SAW bersabda : “ lebih bagus mulut kalian dipenuhi muntah dari pada dipenuhi oleh syair ”, maksudnya syair atau puisi yang tidak berfaedah dan menghabiskan waktu menjadi kita lupa terhadap Allah SWT.

2. Adapun bersyair atau berpuisi tentang istri atau suami dimuka umum, sbb :
• Termasuk syair yang dilarang adalah membuat syair yang menceritakan tentang hubungan intim suami istri, dalam hadist riwayat Muslim di jelaskan, Rasulullah SAW bersabda : “termasuk orang yang paling jelek azabnya di hari kiamat adalah orang yang menceritakan tentang hubungan intimnya kepada orang lain”.
• Syair yang menceritakan tentang bentuk badan istri, besar kecilnya yang sekiranya dapat tergambar di pikiran yang mendengarkannya bentuk dan sifatnya, maka ini juga termasuk yang dilarang jika di kemukakan di muka umum, Rasulullah SAW pernah bersabda: “jangan berkumpul para wanita kemudian menceritakan bentuk suaminya sehingga tergambar bentuknya” HR.Bukhori.
• Membuat syair yang menceritakan tentang rindu, cinta, atau sedih karena pisah dengan pasangannya di hadapan orang lain, hukumnya boleh, karena Rasulullah pernah ditanya oleh shahabat, siapa yang paling kamu cintai wahai Rasulullah ? beliau menjawab ‘Aisyah.(H.R.Bukhori)

Ini adalah dalil yang kuat diperbolehkannnya berpuisi dan bersyair dimuka umum mengungkapkan rasa cinta terhadap pasangan hidup kita, di sana juga terdapat syair cinta seorang sahahabat yang terkenal yaitu puisi yang berjudul “banat sa’ad” walaupun sanadnya diragukan bahkan ada yang menghukumkannya munqoti’ (terputus), akantetapi kemasyhuran syair ini menjadi bukti kuat akan keasliannya.

3. Adapun bersyair dan berpuisi tentang cinta kita kepada orang yang bukan muhrim kita dan tanpa ta’yin (tentukan) orangnya, ulama membolehkannya, selama masih terhindar dari fitnah. Di bolehkan juga penggunaan syair cinta untuk contoh dalam mempelajari syair atau bahasa arab, inilah yang tertera dalam kitab ( almugni libnu Qudamah) .

Demikianlah paparan yang sangat singkat yang kiranya dapat memberi masukan akan khazanah keilmuan kita, agar tidak terjebak dan salah serta selalu dalam tuntunan agama kita yang bersih dan terhormat.

0 komentar:

Posting Komentar