TAK PARTISIPAN BUKAN HARUS BENCI

Author: AzNa /


Auza'i Mahfudz Asirun

Untuk paparan kali ini sepertinya agak menarik buat kita bahas, bukan saja karena sekarang musim coblos, walaupun budaya coblos kata KPK akan di ganti menjadi budaya contreng, alasannya untuk mendidik bangsa agar lebih cerdas, apapun alasannya itu semua adalah perubahan cara yang bertujuan untuk memilih pemimpin dan wakil bangsa kita.

Manipulasi dan profokasi yang kerap terjadi disaat pemilu yang semakin dekat kerap saja terjadi, baik dengan berbagai macam cara, membuat selebaran, mengirim tulisan ke mailing list dan apapun caranya semua itu berporoskan agar kita memilih sesuatu yang memang sesuai dengan tulisan si pengajak atau pemprofokasi.

Demikianlah sekedar prolog yang selalu saja terulang di pemilu yang sudah terlaksana di negara kita tercinta Indonesia. Tulisan kali ini tidak bertujuan untuk kampanye apalagi menjelekan satu partai tertentu ataupun satu golongan tertentu, akan tertapi bertujuan untuk mengajak kita lebih objektif dalam bersikap dan menilai, sesuai dengan tujuan syariat agama kita dan akar filosopi bangsa kita "bhineka tunggal ika".

Penulis mengalami fase pada tulisan ini, harus benci kepada partai yang menurutnya adalah bertolak belakang dengan pemikiran penulis dan faham yang di anut, inilah yang banyak terjadi di lingkungan penulis, dan akhirnya kita harus menelaah kembali.

Ketika kita tidak tertarik kepada satu partai atau golongan kita tidak harus untuk membencinya dengan membabi buta. Ada sebagian banyak dari kita membenci karna tak sejalan, ya..memang itu wajar dan biasanya real dan kebanyakan seperti itu, jadi apapun yang di kerjakan oleh golongan A selalu salah, walaupun yang diniatkan oleh mereka kita tidak tahu.

Banyak dari kawan yang hidup di kalangan akademis membenci satu partai, ketika ditanya kenapa anda membencinya ? jawabannya tidak mencerminkan nilai-nilai akademis sama sekali, bahkan dengan mudah mengklaim, ah..wahabi, tujuannya kursi juga, syahwat politik, sesat, didanai oleh saudi, munafik, memiliki sistem doktrin dan masih banyak lagi yang memang alasannya itu tidak berargumen sama sekali.

OK..jika kita fahami mereka wahabi, apakah wahabi tidak boleh masuk sorga ? dan apakah faham anda sudah dijamin masuk sorga dan benar menurut Allah SWT ? kita harus menjawabnya secara jujur, karena setiap konsep yang kita klaim benar belum tentu benar dan itu semua tidak ma'shum (terjaga dari kesalahan).

Dan bila kita berkata, mereka tujuannya kursi juga, apa yang salah ? apakah orang yang memperjuangkan menuju kursi kepemimpinan itu salah, bahkan dalam hadis seorang sahabat meminta agar di jadikan pemimpin (gubernur) oleh Rasulullah SAW, juga para ulama kita di Indonesia juga dahulu berjuang lewat partai, bahkan mereka menjadi menteri, bukankan itu semua kursi dan jabatan juga?

Profokasi lain lagi, kita menganggapnya sesat, menurut saya itu hanya kalaiman bahwa golongan itu sesat, agar orang lain tidak mendekat. Dengan dalih bahwa mereka di danai oleh Saudi, kenapa kita harus jeleus dan benci ? padahal Rasulullah sendiri menerima hadiah dari orang yahudi bahkan majusi, dan apakan organisasi kita tidak menerima sumbangan dari Amerika, Inggris, Syiah Iran yang notabennya mereka lebih jauh sekali pemahamannya tentang asas Aqidah dengan kita, kalau saja Saudi atau negara apapun memberi sumbangan ke salah satu oraganisasi dan partai itu wajar saja,dan memang organisasi membutuhkan financial untuk memutar roda organisasi atau partai mereka.

Dalih yang sering terngiang lagi adalah munafik dan doktrinitas, wahai para pembaca, merupakan suatu kewajaran bahkan keharusan adanya doktrin dalam satu oraganisasi dan partai tertentu, karna Islam bisa menjadi besar karena doktrin dan taasub yang ada pada diri shahabat yang di ajarkan oleh Rasulullah, mereka pada shahabat melakukan ajaran (doktrin) agamanya dengan komplit sesuai apa yang di ajarkan Rasulullah, jika rasul memerintahkan kepada para sahabat sesuatu perkara mereka langsung mengerjakanya tanpa ada pertimbangan lagi, begitu pula jika datang larangan mereka meninggalkannya dengan sepenuh hati, dan sewajarnya doktrin dalam suatu partai atau golongan adalah tonggak yang kuat demi berdirinya dan langgengnya partai atau golongan. Bila kita tinjau pula, orang yang yang masuk dalam satu golongan atau komunitas berarti dengan otomatis dia setuju dengan pemikiran, sikap dan doktrin yang ada dalam komunitas itu, bukankan itu suatu kewajaran ? dan kita yang bukan termasuk dalam komunitas itu tiba-tiba tidak setuju dengan doktrin pemikiran mereka, itu sangat tidak beralasan.

Demikianlah kiranya analisis ringan yang memang bertujuan untuk menjernihkan sikap dan pandangan yang kotor tentang orang lain, dan layaknya jika kita membenci dan mencitai sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW yaitu (alhubbu lillah wal bugdu lillah) cinta karna Allah dan benci karena Allah, dan bukan sebuah alasan yang bisa diterima jika kita membenci kawan kita se-Islam yang berbeda partai atau organisasi lalu kita menjaga hubungan dengan orang diluar Islam dengan dalih bahwa Rasulullah juga berbuat baik dengan kaum Yahudi dan Nashrani, bukankan lebih di anjurkan kita menjaga hubungan baik dengan orang se-aqidah dan se-agama dengan kita, yang notabennya mereka adalak saudara kita.

7 April 2009, 10;15 am, Makmuroh Khartoum Sudan

0 komentar:

Posting Komentar